Cerita Sex terjebak hutang budi dengan atasan part 3

Jangan paaak, sayaa mohon jangaaaan…”

“Hahaha, udah nikmatin aja sayang. Aku hanya ingin memberimu kenikmatan, bukan menyakitimu.”

“Jangan paaa aaaaaakkkhhhh…”

Arum mulai menjerit saat kepala penis yang besar itu mulai menyeruak masuk ke bibir vaginanya. Arum merasakan sakit saat penis itu masuk meskipun baru kepalanya saja, karena ukurannya yang terlalu besar untuknya.

“Uuugh, sempit bener sayang, bener-bener nikmat.”

“Aaahh udaahhh, jangaan lagiiii…”

Tak mengindahkan kata-kata Arum, Jamal terus menekankan penisnya perlahan hingga setengahya tertanam di vagina Arum. Arum semakin kelojotan, kepalanya sampai terangkat, bibirnya terbuka lebar dan matanya tertutup rapat. Separuh penis Jamal sudah sangat menyakitinya, dan kata Arum, itu sudah seperti penisku yang hampir masuk semuanya.

“Aaaaarrrggghhhh…”

Pekik Arum saat tiba-tiba penis itu amblas semua di dalam vagina Arum. Air mata kembali turun mengalir dari matanya. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Arum di kemaluannya. Penis ini terlalu besar untuknya. Dia merasa seperti ada bagian dari vaginanya yang dibuka dengan paksa, yang selama ini tak terjangkau olehku. Dia juga merasakan kepala penis Jamal mentok sampai menekan bibir rahimnya, dan itu sangat menyakitkan untuknya.

“Gilaa, memek kamu bener-bener nikmat Rum. Lebih nikmat daripada yang pernah aku bayangkan selama ini,” ucap Jamal sambil mulai menciumi bibir Arum yang hanya bisa pasrah. Dia masih mendiamkan penisnya, membiarkan dinding vagina Arum beradaptasi dengan ukuran penisnya.

“Pak, lepasin aja jilbabku, aku mohon,” ucap Arum. Dia masih cukup sadar untuk hal itu. Dia tidak mau dizinai oleh orang lain dengan masih memakai penutup kepalanya. Dia tak ingin merasa semakin berdosa dengan memakainya.

“Nggak, aku kepengen ngentotin kamu dengan masih pake jilbab. Nanti, aku juga pengen ngentot kamu dengan seragam dinasmu. Aku udah lama mimpiin ini Rum, aku makin nafsu kalau kamu berpakaian seperti itu, dan tanpa melepas jilbabmu.”

Arum berusaha meraih jilbabnya sendiri untuk melepaskannya, tapi tangannya ditahan oleh Jamal.

“Jangan melawan, atau aku bener-bener akan kasih tubuh kamu ini ke para begal itu. Mereka itu preman jalanan yang sering tidur sama pelacur pinggir jalan, tanpa pengaman. Entah mereka punya penyakit atau tidak. Coba kamu bayangin, seorang istri yang setia, istri yang alim seperti kamu, tiba-tiba terkena penyakit seksual, apa kata suamimu coba?”

Arum mendelik tak percaya dengan ucapan Jamal. Dia tak percaya betapa jahatnya orang yang sebelumnya sangat dia percaya dan hormati itu. Tapi di dalam hati Arum juga muncul ketakutan, kalau Jamal benar-benar melakukan ancamannya itu. Dia tak ingin terkena penyakit seperti apa yang dikatakan Jamal, sehingga perlahan perlawanannya pun runtuh sudah. Arum pasrah, dan hanya bisa menangis. Melawan sudah tak ada gunanya, vagina yang selalu dia jaga hanya untukku, telah berhasil dimasuki paksa oleh orang lain.

Kepasrahan Arum membuat Jamal tersenyum penuh kemenangan. Dia langsung menciumi wajah Arum. Bahkan tanpa merasa jijik, dia menjilati setiap air mata Arum yang mengalir dari matanya. Hal itu yang malah membuat Arum jijik. Sejurus kemudian Jamal mulai menggerakan pinggulnya maju mundur perlahan. Arum hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat-rapat, menahan desahan dan rintihan. Dia masih merasakan sakit di liang kewanitaannya itu.

Tapi rupanya Jamal memang bukan anak kemarin sore, dia adalah lelaki yang berpengalaman dalam menaklukan wanita. Dia tahu bagaimana cara membuat wanita seperti Arum bertekuk lutut, kalah total kepadanya. Sambil terus menggenjot tubuh Arum, dia mulai merangsang bagian-bagian sensitif tubuh Arum. Mudah saja baginya untuk menemukan titik-titik rangsangan itu.

Dia jilatin daerah sekitar leher Arum, dia remas lembut kedua payudara Arum, dan dia mainkan kedua puting susunya yang masih berwarna cokelat muda itu. Dan lagi-lagi, Arum hanyalah seorang wanita biasa, dimana pengalaman seksnya hanya sebatas apa yang selama ini dia lakukan denganku. Dia dengan mudah terangsang oleh semua perbuatan Jamal, hingga tubuhnya mulai merespon gerakan pinggul Jamal.

Melihat hal itu Jamal semakin tersenyum lebar, sementara Arum semakin menangisi kekalahannya. Jamal mulai meningkatkan tempo goyangannya, dan gerakan penisnya semakin lancar karena vagina Arum juga sudah semakin basah. Rasa sakit yang tadi mendera Arum perlahan mulai menghilang, tapi dia masih berusaha keras untuk tidak memperlihatkannya. Dia masih mempertahankan statusnya sebagai istri setia, yang berusaha tidak menikmati saat sedang disetubuhi paksa oleh pria lain.

Dan sekali lagi, pertahanan Arum jebol lagi setelah sekitar 5 menit digoyang oleh Jamal dengan tempo yang sedang. Arum memalingkan wajahnya saat akan merasakan orgasme, tapi tangan Jamal menahannya, sehingga mau tak mau Arum memperlihatkan ekspresinya ketika orgasme kepada Jamal, dan itu semakin membuat Jamal bernafsu. Jamal tak memberi kesempatan kepada Arum untuk menikmati orgasmenya, tapi dia langsung menyerang Arum lagi dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Arum kelabakan, desahannya mulai tak tertahan. Beberapa kali dia tak kuasa membiarkan desahannya terdengar oleh Jamal. Setiap desahan dari mulut Arum seperti perangsang bagi Jamal untuk terus meningkatkan temponya, hingga akhirnya 3 menit kemudian Arum kembali menyerah dalam birahinya.

“Ssssshhhhhh aaaaaaaaahhhhhhh…”

Kali ini Arum tak dapat menahan desahannya ketika orgasmenya melanda lagi. Dari lelaki yang bukan suaminya itu, dia sudah 4 kali orgasme, jumlah yang sama dengan yang biasa dia dapat saat bersetubuh denganku. Tapi bedanya, kalau biasanya Arum orgasme sebanyak itu dan aku sudah menyemburkan spermaku, saat ini Jamal terlihat belum apa-apa. Lelaki itu tersenyum penuh kemenangan melihat Arum susah payah mengatur nafasnya.

Jamal menghentikan gerakannya, kemudian mencium bibir Arum. Kali Arum membiarkan saja, dan sedikit membalas ciuman dari Jamal itu.

“Aku mau keluar, di dalam atau dimana?” bisik Jamal.

“Jangan, jangan di dalam, tolong jangan di dalam,” pinta Arum memelas.

Jamal tak menjawab, dia hanya tersenyum, lalu mencabut penisnya. Tak membuang waktu, Jamal membalikkan tubuh Arum hingga tengkurap. Dia tarik pantat Arum, lalu menaruh sebuah bantal untuk membuat pantat itu tetap menungging, karena Arum masih dalam keadaan lemas. Arum sudah pasrah akan dimasuki lagi vaginanya oleh Jamal, tapi kemudian dia terkejut saat merasakan sesuatu yang lain.

“Paaak, saya mohon, jangan disituu…” ucap Arum panik.

Arum panik karena merasakan sesuatu yang keras menggesek bibir analnya, bukan di bibir vaginanya. Arum tentu ketakutan, karena belum pernah sekalipun lubang belakang itu aku gunakan. Dia tak bisa membayangkan betapa sakitnya lubang yang sempit itu dimasuki penis Jamal yang begitu besar.

“Ooh, jadi yang disini masih perawan ya? Baiklah, malam ini akan aku perawani lubang belakangmu sayang, hahaha.”

“Jangan pak, jangaaaan…”

Permohonan Arum sama sekali tak digubris oleh Jamal. Dia terus saja mencoba memaksa menekankan kepala penisnya yang besar di lubang anus Arum yang masih sangat sempit. Arum berusaha menghindar, tapi kedua tangan Jamal dengan kuat memegangi pinggangnya. Apalagi saat ini tubuh Arum benar-benar masih lemah, efek dari minuman tadi, dan rasa lelah setelah dibuat berkali-kali orgasme oleh Jamal.

“Aaarrgghh sakiiiit.. udaah paaak, udaaah sakiiiiiittt…”

Teriakan Arum terdengar, namun tak terlalu keras karena masih lemah. Dia berteriak saat kepala penis Jamal berhasil membuka sedikit lubang pantat itu, dan itu sangat membuat Arum kesakitan. Jamal bukannya berhenti, malah terus melanjutkan aksinya. Penis itu perlahan-lahan semakin masuk. Arum semakin kesakitan, dia menjerit. Tangannya sampai meremas kuat sprei putih ranjang itu. Sementara itu Jamal juga meringis merasakan betapa ketatnya lubang pantat Arum mencengkram penisnya.

“Aaaahh bangsaaat, sempiit bangeeet…”

“Aaaaaaaarrrkkkkkhhhhh…”

Lengkingan jeritan Arum terdengar saat penis itu berhasil masuk sepenuhnya di lubang anus Arum. Dia menangis sejadi-jadinya. Rasa sakit yang teramat sangat, bahkan lebih sakit daripada saat aku perawani dulu, dan juga saat pertama kali tadi penis Jamal mempenetrasi lubang vaginanya.

Jamal mendiamkan penisnya sejenak, karena dia juga merasakan nyeri di penisnya. Tapi lebih daripada itu, Jamal merasakan kenikmatan yang tiada tara. Bahkan Jamal tertawa gembira saat melihat ada lelehan cairan merah yang keluar dari lubang anus Arum, darah.

Setelah beberapa saat mendiamkan penisnya, Jamal mulai bergerak maju mundur dengan perlahan. Dia tak peduli tangis kesakitan dari Arum, dia terus menjejalkan penisnya di lubang sempit yang baru saja dia perawani itu. Jamal bahkan beberapa kali memukul pantat Arum yang montok, meninggalkan bekas kemerahan disana.

Lima menit lebih Jamal memperkosa anus Arum, dan Arum sama sekali tak merasakan apapun selain rasa sakit yang teramat sangat. Arum belum berhenti menangis, dan Jamal belum berhenti bergoyang. Menit ke 8 gerakan Jamal mulai semakin liar. Arum tahu Jamal akan segera memuntahkan spermanya, tapi dia tak peduli, dia hanya bisa merasakan sakit yang teramat saat ini.

“Aaahhh Arruuumm, sayaaaaang, aku keluaaaaarrrr…”

Arum menutup erat bibirnya, saat dia rasakan cairan kental dan hangat beberapa kali menyembur di dalam lubang anusnya. Cukup banyak cairan itu keluar, hingga tak tertampung dan meluber keluar. Jamal pun tak berlama-lama membiarkan penisnya disitu, dia menariknya keluar, hingga cairan spermanya pun ikut mengalir keluar bersama dengan darah dari lubang anus Arum.

“Luar biasa, benar-benar nikmat Rum. Jauh melebihi apa yang aku kira. Tubuhmu benar-benar sempurna, benar-benar nikmat.”

Tak henti-hentinya Jamal memuji Arum. Tapi Arum yang tergolek tak berdaya masih terus menangis. Jamal membiarkannya saja, dia sendiri mengistirahatkan dirinya. Setelah cukup lama, Jamal mengangkat tubuh Arum ke kamar mandi. Sebelumnya dia menarik lepas jilbab Arum sehingga rambut panjangnya tergerai bebas.

Di dalam kamar mandi, Jamal memandikan tubuh Arum, membersihkan kedua lubang di pangkal pahanya. Arum merasakan perih saat air dari shower menyentuh lubang kemaluan dan anusnya, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah dengan apa yang dilakukan oleh Jamal. sexy

Setelah membersihka tubuh Arum, Jamal kembali mengangkat tubuhnya, dan membaringkannya lagi di ranjang. Barulah disitu Arum menyadari kalau dia masih berada di kamar Jamal, belum pindah ke kamarnya sendiri.

Setelah cukup pulih, Jamal meminta Arum untuk memakai kembali pakaiannya yang tadi, lengkap dengan jilbabnya. Tapi bukannya membiarkan Arum kembali ke kamar, Jamal kembali menyetubuhi Arum dengan hanya mengangkat ujung gaun panjangnya sampai ke pinggang dan menurunkan sedikit celana dalamnya Arum. Dia menyetubuhi Arum dari belakang, dengan posisi menghadap ke sebuah cermin besar. Arum dipaksa untuk melihat ke arah cermin itu, dipaksa untuk melihat bagaimana ekspresinya ketika sedang diperkosa oleh pria itu.

Malam itu, berulang kali Jamal menyetubuhi Arum hingga Arum tak sadarkan diri. Berbagai posisi mereka peragakan. Arum juga dipaksa untuk mengulum penis Jamal, sesuatu yang sangat jarang dia lakukan kepadaku. Jamal juga sampai mengeluarkan spermanya di dalam mulut, di dalam anus, di dalam vagina, dan di wajah Arum yang masih memakai jilbab. Permainan mereka baru berhenti saat menjelang subuh. Arum sudah tak sadarkan diri, dengan pakaian yang acak-acakan dan penuh dengan bercak sperma.

Siang harinya mereka terbangun sekitar jam 10. Arum kembali menangis mendapati dirinya terbangun dalam dekapan Jamal yang masih telanjang. Tangisan Arum rupanya membangunkan Jamal. Dia mencium mesra bibir Arum, tanpa mendapat balasan dari Arum.

Akhirnya Arum diijinkan untuk kembali ke kamarnya, untuk bersih-bersih dan sekalian siap-siap untuk pulang. Sebelum pulang meninggalkan hotel itu, Arum kembali dipanggil oleh Jamal ke kamarnya. Arum mengira Jamal akan menyetubuhinya sekali lagi, tapi ternyata bukan itu. Arum dipanggil Jamal untuk diperlihatkan sesuatu yang lebih mengerikan lagi.

Arum terkejut bukan main saat Jamal memperlihatkan sebuah kamera yang menampilkan adegan persetubuhan mereka. Dia baru sadar kalau apa yang menimpanya itu ternyata direkam oleh Jamal. Hatinya semakin hancur, karena dia yakin Jamal akan menggunakan video itu untuk mengancamnya di kemudian Hari.

“Kamu tahu kan apa yang harus dilakukan agar video ini tak sampai tersebar?”

Arum hanya mengangguk, dan mendapat balasan tawa memuakkan dari Jamal.

Setelah itu mereka langsung pulang. Perjalanan memakan waktu 3 jam lamanya. Sampai di depan rumahku, Arum tak langsung turun karena masih mengulum penis Jamal. Ya, selama perjalanan, terutama saat sudah mendekati daerah rumahku, Jamal meminta Arum untuk mengulum penisnya sampai keluar. Dan ketika lelaki itu menyemburkan spermanya ke mulut istriku, yang mau tak mau harus tertelan semua, barulah Arum dipersilahkan turun.

Setelah Jamal pulang, Arum langsung masuk dan menyalamiku yang sedang lembur mengerjakan tugas dari bosku. Aku awalnya tak begitu memperhatikannya. Barulah setelah selesai pekerjaanku, kuperhatikan cara jalan Arum agak aneh. Setelah kupaksa cerita, akhirnya dia menceritakan semua ini secara gamblang.

Betapa hancurnya hatiku mendengar itu semua. Arum menangis tersedu-sedu dan berkali-kali minta maaf kepadaku. Jelas saja aku memaafkannya, karena ini sama sekali bukan salahnya. Ini salah Jamal, si bajingan keparat itu. Tapi ini juga salahku. Kalau saja aku tidak memberinya ijin untuk pergi, tidak mungkin dia mengalami nasib semalang ini. Tapi kalaupun aku tidak mengijinkannya, Jamal pasti punya cara lain untuk bisa menjebak Arum.

Setelah emosiku turun, akupun memeluk istriku, yang tampak masih takut-takut kepadaku. Aku berusaha menenangkannya, meskipun hatiku sendiri sedang dibakar oleh amarah. Aku berjanji akan membuat perhitungan dengan Jamal, entah bagaimanapun nanti caranya. Apalagi kata Arum, dia bukanlah satu-satunya wanita yang sudah dijebak oleh Jamal. Selain dirinya, ada beberapa lagi teman kantornya, yang juga dijebak dengan berbagai cara, tapi kebanyakan seperti yang dialami oleh Arum.

Arum baru tahu itu tadi dalam perjalanan, Jamal menceritakannya. Dan dari semua wanita yang sudah berhasil ditaklukan oleh Jamal itu, sampai sekarang masih terus melayani setiap kali Jamal meminta. Mereka, sama seperti Arum, tak punya pilihan lain karena takut dengan ancaman video itu. Hanya saja, cuma Arum yang mungkin berani mengatakan hal ini kepada suaminya, yaitu aku.

“Udah umi, abi janji pasti akan buat perhitungan dengan lelaki biadab itu.” sexy

“Tapi gimana bi? Umi takut nanti abi kenapa kenapa.”

“Abi juga belum tahu, tapi yang pasti abi nggak akan tinggal diam. Umi nggak usah khawatir sama abi, mungkin nanti abi akan buat perhitungan, tapi dengan bantuan orang lain, jadi abi nggak akan kenapa kenapa. Yang penting, umi sekarang tenangin diri dulu ya?”

Arum hanya mengangguk. Aku terus menemaninya sampai dia tertidur. Dalam benakku, aku masih bingung dengan apa yang akan kulakukan. Tapi bisa kupastikan, aku tidak akan tinggal diam saja, aku akan menuntut balas pada lelaki jahanam itu, akan kubuat dia menyesal karena telah berani menyentuh istriku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *