Cerita Sex Sekertaris Sexy Nikmat Digoyang part 2

Paakkkkk, eemmggghh.., teruss… Paakkkk, geellii…, oooggghh…,” aku masih saja terus melumat, menggigit-gigit kecil lubang kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Rara semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke lubang kemaluannya. hiv

“Paakkkk, naik Paakkkk, udaahh donnkk, Akuu nggak tahaan lagii”,

Matanya Sayu dan merem melek, tanganya Rara sibuk meremas2 payudaranya yang besar dan sekel. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah keras terasa menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat disela-sela kemaluannya yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda. Rara menggelinjang dan semakin melenguh.

“Raa? Masukin yah kontol Bapak? Udah nggak tahan nih”, dia mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras itu kelubang kemaluannya, Rara masih perawan rupanya,

“Paaakkk, masukkaan cepatt… Rara nggak tahan Paakkkkk aahh…” Kutancapkan penisku lebih dalam, Rara merintih nikmat, pantatku naik turun untuk mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Rara terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih..

“Rara, kontol saya udahh masuukk, oogghh Rara, memeknya menyedot-nyedottt. .kontol” aku mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa, karena Rara masih perawan,

Kontolku tambah melesak jauh ke dalam vagina Rara dan ada beberapa tetes darah perawannya menetes,

“Paakkkk, saakkiitt, Paakkkkk, tapi enaak, oooggghh.. Paakkkk, terus, goyang paahh…, oooghh, cepeetiinn paakkkkk…” Aku semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa masuk semuanya ke lubang kemaluan Rara.
Penisku terus menancap di vaginanya dan Rara mulai menaik-turunkan pantatnya.

“Paakkk, oggghh… pakkkk”, sambil melumat bibirku dan menggigitnya.
“Raraaa,oogghh, aememmhh… maahh, goyang terusss…, Baaapaakk mau keluarrrr.” Rara semakin beraksi menaik turunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih dan aku pun meladeninya dengan menaik-turunkan pantat dan penisku semakin kencang juga.
“Pppaakkkkk… Pakkkk teruuss…Aahhcckk Aahhhkk eenakk”, desah nafasnya yang semakin ngos-ngosan.
“Raraaaa… emmhhggg, sayang”, manjanya.
“Paakkkkk… oogghh… emmgghh… Rara mauuu… keluaarrr… oomhh.” “Bapakkk.. jugaa… sayanggg…. “jawabku sambil telentang sedangkan Rara tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik turun semakin cepat melumat habis batang penisku.
“Paakkkk… Raaraaa… oooghh… sssakittt, oooggghh… tapiii.. ennaakk”, ketika kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang.

Kugenjot terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Rara semakin merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 30 menit. Kuat juga pikirku,

“Terruusss.. . Paakkkkkk… eemmhh… ogghh… Paakkkk… Paakkkkk, ggghh… Rara maaooo keluaarr… oogghh… bareng Pakkkkk.” Kucabut dulu penisku dan Rara kuminta untuk telentang kembali dan aku menlesakan penisku dalam2 didalam memeknya yang sudah becek

Kutancapkan kembali penisku ke vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat,

“Cepat dong masukan lagi penisnya Pakkkk!” dan,
“Bbbleess”, oh nikmat sekali rasanya. dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang, hiv

“Paakkkkk… Rara…. oogghh… mauuu keluuuarrr.. . ogghh… baarrrreeengg. .. yuuu…, oooghh… sayaang.” Kami sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh, sebuah klimaks keluar

“Paakkk…, gelliii… sayaang… oooggghh, Paakkkk…, naikin Rara…. Paahh…” Matanya merem melek dan dadanya semakin turun naik.
“Iyyaa, yaanng…” aku segera menindihi badannya, dan penisku mulai kembali tegang.

Tiba-tiba Rara membalikkan badannya dan mendadak merenggangkan kedua kakiku. Tak sampai satu menit, Rara sudah mengulum penisku yang semakin mengeras dan mengkilat kepalanya sampai batangnya amblas semua ke dalam mulutnya.

“Oogghh, Paakkkk, sudah assiiinnn, tapi nikmat kok, Rara suka?” Aku semakin merem melek,
“Ogghh, Mmaaaaa, geellii, sayaang, nikmaatt, ogghh.” Rara mengenyot biji pelirku dan menggigit-gigit sayang, hingga aku menggelinjang geli dan nikmat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *