Cerita Sex Memuaskan Tante Girang part 3

Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kmu, Kaka disuruh
membangunkan kamu Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang agar berbelit-belit Rere mengerutkan keningnya beberapa saat, lalu kemudian melempar seenyumnya

“Oo Iya, Kak! Kamar Rere di sini… Kakak tidur aja di sini… biar Rere tidur di kamar Mama” begitu jawab Rere sambil masuk kembali ke kamarnya dengan maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya

Ku tutup kembali pintu kamar tante Lela dengan segudang kekecewaan, kaarena hasrat yang memuncak tidak bisa terlampiaskan di malam yang begitu mendukung ini Dengan langkah lemas, ku beranjak ke kamar Rere, dan ku lihat Rere telah siap meninggalkan kamarnya menuju kama Mamanya

“Silahkan, Ka!” sapa Rere mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya

“Makasih, ya Win!” sapaku saat ia ke luar dari kamarnya Rere hanya melempar seenyum saat berlalu dari hadapanku Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, kemudian masuk & menutup pintu kamar Mamanya tersebut Dengan tertutupnya pintu kamar tante Lela, maka pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dengan tante Lela
Mlm terus berlalu, tetapi aku tetap tidak bisa tertidur karena gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta jam 1 malam, hujan telah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk ku buka dan ku baca, ternyata tante Lela yg mengirimnya

“Rey! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya dengan masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yaang tertunda langsung ku balas SMS tante Lela:

“blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi ” jawabku via SMS tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Lela “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Lela singkat Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, deengan maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Rere, anak perempuannya “Rere dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku “Iya!” jawab tante Lela dengan singkat

“Tnte, kontolku dah bngun nch, tnte! udh ga thn mo ngntot memek tnte!” bgitu rayuanku dalam SMS berusaha mengajak tante Lela untuk kembali melakukan hubungan seks denganku “Rey! kmu tljg dlu, ya! nnti tnte ksana” bgitulah balasan tante dengan girang ku balas SMS tante Lela dengan dua kata

“OK!” Dengan semangat menggebu, ku lepaskan sluruh pakaianku dan ku baringkan tubuhku di atas tempat tidur di kamar Rere, putri semata wayangnya Dengan rasa tidak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke tante Lela, tetapi tiba-tiba ku dengar pintu kamar di buka dengan hati-hati, dan ku dengan suara pintu itu kembali di tutup dengan hati-hati

Dalam senyapnya mlm yang di hiasi suara titik-titik air sisa hujan lebat , tak ku dengar adanya langkah yang datang menuju kamar dimana aku terbaring menunggu saat-saat indah menikmati vagina tante Lela yang lembek & basah

Tiba-tiba gagang pintu kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan Tetapi aku sangat terkejut, karena yang datang bukan tante Lela, melainkan Rere, putrinya yang baru kelas 3 SMA Rere meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai isyarat agar aku tidak bicara Aku yaang sudah terlanjur telanjang, tidak mampu berbuat apa-apa kecuali menutupi batang penisku yaang sudah keras dengan guling yang ada di sampingku

Setelah kembali menutup pintu kamar dengan hati-hati, Rere melangkah ke arahku, dan duduk di sampingku lalu menarik guling yang menutup kemaluanku Ia kemudian menggenggam batang penisku dengan kencang, sehingga hampir membuatku berteriak Rere mendekatkan wajahnya ke hadapanku dan dengan nada berbisik, Rere berkata:

“Jadi selama ini, Kaka dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya?”“Maaf, Win! Kaka… bukan begitu! kamu tidak mengerti…” “Kaka nggak usah bohong! Rere sudah baca semua SMS Kaka di HP Mama…”

“Apa? jadi yang… ”
“Iya! yang balas SMS Kaka itu Rere, Ka!”
“Maafkan Kaka, Win! Kaka nggak ada maksud begitu…”

“Udah deh! Kaka nggak usah bohong… Kenapa Kaka melakukan ini dengan Mamaku!?”
“Win! bukan kemauan Kaka, Win! Kaka jga nggak tahu kenapa ini sampai terjadi…!!” “Kak! Mulai hri ini, Rere nggak mau private lagi sama Kaka… Rere kecewa sama Kaka!”

Mendengar kekecewaan Rere itu, ku peluk tubuh Rere dan ku ciumi bibirnya, tetapi Rere tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak Ku jatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya agar dia tidak lgi mampu bergerak

Merasakan Rere yaang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Rere Tetapi yaang terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan Rere justru melemparkan senyumannya kepadaku “Ada apa ini?” pikirku dlm hati…

“Perawani Rere, Ka! tapi jangan hamili Rere!” itulah kalimat yaang terucap dibalik senyumnya Aku pun senang mendengar kalimat itu Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, hingga BH dan CDnya

Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang lumayan langsung dengan buah dada kecil yang montok Selangkangan Rere yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku
Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar Terlihat jelas belahan vagina Rere yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus Tidak terlihat disana ada lobang untuk masuknya penisku yang sudah siap tempur
Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yaang masih sangat rapat itu Dengan kedua tangannya, Rere memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas Dengan bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan vagina Rere
Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang terbuka itu Dengan sedikit memaksa, kepala penisku berhasil menerobos lobang vaginanya yaang terasa sangat sempit

Aku terus menekan agar penisku bisa masuk sempurna ke dlm vagina Rere, namun usaha itu harus ku lakukan dengan perlahan Aku harus tarik ulur agar cairan vaginanya membasahi seluruh batang penisku Tanpa cara itu, Penisku tidak bisa dipaksa masuk

Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dlm masuk ke lobang vagina Rere yang sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang penisku telah berhasil masuk Dalam posisi penis yang setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya sex

Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yaang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya Rere terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher & payudaranya
Bahkan mungkin ia melupakan bahwa penisku baru setengah masuk ke lobang vaginanya Melihat keadaan itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yaang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot lobang vaginanya yang sangat rapat & kesat Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yang ku lakukan untuk menerobos lobang vaginanya hanya bisa masuk dengan perlahan
Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan penis ke lobang vaginanya Aku turun dari tempat tidur, dan menarik tubuh Rere ke sisi tempat tidur itu Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan penisku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya

Penisku kembali hanya bisa masuk setengah ke dlm lobang vagina Rere, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang vagina Rere dengan sempurna

Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Rere dan berguling agar posisi Rere di atas Ku peluk tubuh Rere dan ku coba menarik keluar penisku dari lobang sempit yang basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali sex

Beberapa kali ku lakukan itu, aku kembali berguling, sehingga posisiku mebali di atas Saat itulah permainan sesungguhnya di mulai Vagina Rere sepertinya telah mampu beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya

Rapatnya lobang vagina Rere memberikan kenikmatan yang luar biasa yaang tidak pernah ku rasakan saat bercinta dengan tante Lela dinding vagina Rere seakan mencengkram erat batang penisku, persis seperti saat p ertama Rere mencengkar penisku dengan tangannya
Kenikmatan itu pulalah yang mungkin membuatku tidak bertahan lebih lama untuk menahan muncratnya sperma Karena pertimbangan tidak untuk menghamili, tetapi hanya memerawai, maka penisku ku cabut dan spermaku pun hanya membuahi bulu-bulu lembut yang tumbuh di atas permukaan vagina Rere.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *